Rabu, 30 Desember 2009

ALZHEIMER DAN USIA SENJA

ALZHEIMER DAN USIA SENJA
 
 Alzheimer adalah suatu penyakit degeneratif otak yang progresif, dimana sel-sel otak rusak dan mati sehingga mengakibatkan gangguan mental berupa kepikunan (Demensia). Demensia adalah gangguan fungsi-fungsi memori (daya ingat), berbahasa, berpikir dan berperilaku. Sebagian besar demensia disebabkan oleh penyakit Alzheimer (60%). Demensia adalah suatu penyakit yang dapat ditatalaksana dan Demensia bukan merupakan bagian normal dari proses penuaan.

 Penyebab Alzheimer saat ini belum diketahui pasti. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi faktor pembawa sifat (genetik) dan lingkungan. Siapa yang mempunyai resiko terkena resiko Alzheimer ? Menurut para pakar :
• Usia menua : Alzheimer dijumpai sebanyak 3% pada orang berusia 65 – 74 tahun dan 30% pada usia diatas 85 tahun  
• Keturunan : riwayat demensia dalam keluarga.
• Tidak ada perbedaan antara wanita dan pria, etnis dan kelas sosial ekonomi
• Akhir-akhir ini dijumpai peningkatan jumlah kasus pada kelompok usia yang lebih yang lebih muda (sekitar 50 tahun).
• Lainnya : cedera kepala, pendidikan kurang (hipoaktivitas otak), hipertensi, sindrom Down dan faktor genetik (APO E4 , APP).

USIA SENJA
Dekade ke lima (usia 50an) merupakan masa puncak karir sebelum pensiun. Memasuki usia 60an kerapkali timbul kecemasan apakah saya akan tetap berperan dalam keluarga dan masyarakat ? Apakah saya akan kesepian dan hidup sendiri ? Usia lanjut merupakan masa bersepuh emas dimana hampir seluruh tugas manusia dewasa (membesarkan anak, mencari nafkah, berprestasi dalam pekerjaan) sudah berlalu. Usia lanjut adalah saat untuk menikmati kehidupan yang lebih baik, tetap beraktivitas, mencipta / berkarya kreatif dan bijaksana serta membagikan pengalaman hidup.


 Erickson mengatakan bahwa di usia lanjut dapat terjadi ”masa krisis” bilamana seseorang gagal mencapai integritas diri dalam hidupnya. Integritas (integrity) diartikan sebagai rasa puas bahwa hidupnya mempunyai arti dan telah mencapai keberhasilan.
Krisis terjadi bila timbul rasa putus asa (despair) yaitu kehilangan harapan yang berakibat individu menarik diri dari interaksi sosial dan membenci lingkungannya. Seseorang dengan keadaan despair dapat mempunyai perasaan takut mati. Kemampuan seseorang menerima kenyataan masa lalu adalah salah satu kunci menuju integritas yang utuh.

 Pada umur berapakah seseorang dikatakan berusia lanjut ?
Berpedoman pada WHO, usia lanjut (elderly) adalah mereka yang berumur 60 – 74 tahun. Antara 75 -90 tahun disebut tua (old) dan diatas 90 tahun disebut sangat tua (very old).

 TANDA – TANDA DEMENSIA ALZHEIMER
• Lupa kejadian yang baru dialami
• Kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari
• Kesulitan berbahasa
• Disorientasi waktu dan tempat
• Tidak mampu membuat keputusan
• Kesulitan berpikir abstrak
• Salah menaruh barang-barang
• Perubahan suasana perasaan dan perilaku
• Perubahan kepribadian
• Kehilangan inisiatif

PENCEGAHAN DEMENSIA
 Sebenarnya kepikunan dapat diperlambat munculnya dengan cara memperbanyak aktivitas yang berhubungan dengan fungsi otak (olah raga, sosialisasi, berkarya). Makanan yang sehat dan bergizi, kesehatan mental dan fisik juga berperan dalam munculnya gangguan demensia.  
 
 Akhir-akhir ini dilaporkan bahwa pemakaian hormon estrogen, penggunaan obat anti inflamasi, nikotin dan hormon pemacu pertumbuhan bisa memperlambat terjadinya kepikunan. Pengenalan dini terhadap gangguan ini sangat berarti dalam menatalaksana pasien dan keluarganya. Jika proses demensia telah berlanjut maka biasanya penatalaksanaan menjadi lebih kompleks.

PENATALAKSANAAN
 Apa yang harus dilakukan jika dijumpai gejala-gejala pikun / demensia ? Pertama-tama buatlah perjanjian untuk memeriksakan diri anda ke dokter. Diskusikan gejala yang anda alami dan menjadi masalah atau mengganggu tugas anda sehari-hari. Biasanya dokter yang memeriksa akan merujuk pasien pada dokter spesialis (psikiater, neurolog dan geriater) agar dilakukan pemeriksaan lebih teliti dan mendalam. Disamping itu ada juga lembaga swadaya masyarakat seperti asosiasi Alzheimer setempat yang dapat memberikan informasi dan bantuan yang diperlukan dalam menangani penderita Alzheimer. Kelompok pendukung pelaku rawat (caregiver support group) sangat menunjang penatalaksanaan yang diberikan pada pasien. Karena bukan hanya obat yang diperlukan tetapi cara merawat dan bersikap terhadap penderita Alzheimer sangat penting untuk keberhasilan terapi, baik keluarga, penderita maupun caregiver perlu mendapat pengetahuan yang mencukupi tentang penyakit Alzheimer agar mampu bekerja sama dengan dokter yang merawat. Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan / aktivitas bagi para penyandang demensia berupa daycare, community services dll sangat berarti dalam meningkatkan kualitas hidup penderita Alzheimer.



  (Dr.Martina Wiwie S. Nasrun, Psikiater)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar